Anime “Frieren: Beyond Journey’s End” adalah sebuah anime fantasi yang bercerita tentang seorang penyihir elf bernama Frieren yang bertualang bersama seorang murid manusia bernama Fern setelah mengalahkan raja iblis bersama teman-temannya.
Anime Frieren: Beyond Journey’s End ini diadaptasi dari manga yang populer dan mendapatkan banyak pujian dari para penggemar. Namun, anime ini juga menuai kontroversi setelah episode 9 dan 10 ditayangkan pada November 2023.
Alasan Karakter Frieren Disebut Rasis
Setelah episode 9, ketika Frieren tanpa ragu menyerang demon tanpa memberikan kesempatan untuk berdialog, sejumlah penonton menghubungkannya dengan tindakan rasis di dunia nyata. Mereka menganggap tindakan Frieren mirip dengan polisi di Amerika yang seringkali melakukan tindakan diskriminatif terhadap individu berkulit hitam.
Namun, ada juga penonton yang berpendapat bahwa penafsiran tersebut tidak tepat, karena “Frieren” adalah sebuah karya fiksi, yang tidak dimaksudkan untuk merefleksikan realitas sosial di Amerika. Mereka mengatakan bahwa Frieren adalah seorang karakter yang kompleks, yang memiliki trauma dan emosi yang mendalam terhadap iblis.
Mereka juga mengatakan bahwa Aura adalah seorang antagonis yang jahat, yang tidak pantas mendapatkan simpati atau pengampunan. Mereka berpendapat bahwa adegan pertarungan tersebut adalah bagian dari cerita yang menarik dan mengharukan, yang tidak boleh disalahartikan atau dikritik secara berlebihan.
Konteks Fiksi dan Spesies Demon
Penting untuk memahami bahwa anime ini berada dalam konteks fiksi dengan latar belakang medival. Demon dalam cerita ini bukan mewakili ras tertentu, melainkan spesies fiksi yang cenderung jahat.
Upaya Frieren untuk menghancurkan demon dianggap oleh beberapa penonton sebagai tindakan rasisme, karena demon dianggap sebagai musuh tanpa mempertimbangkan kemungkinan adanya individu baik di antara mereka.
Pengamatan Terhadap Perilaku Frieren
Untuk informasi tambahan, Frieren adalah nama tokoh utama dalam sebuah manga dan anime Jepang yang berjudul “Frieren: Beyond Journey’s End” (Sōsō no Furīren). Manga dan anime ini bercerita tentang petualangan Frieren, seorang penyihir elf yang hidup lebih lama dari manusia, setelah ia mengalahkan Raja Iblis bersama dengan teman-temannya.
Polisi Amerika adalah sebuah istilah yang mengacu pada pasukan penegak hukum di Amerika Serikat, yang sering kali dikritik karena melakukan kekerasan dan diskriminasi terhadap warga sipil, terutama yang berkulit hitam.
Tindakan pre-emptive adalah sebuah istilah yang mengacu pada tindakan yang dilakukan sebelum orang lain dapat bertindak, terutama untuk mencegah mereka melakukan sesuatu yang lain4. Tindakan pre-emptive sering kali dianggap sebagai tindakan yang tidak adil dan berbahaya, karena dapat menimbulkan konflik dan kerugian.
Tanggapan Terhadap Kritik
Munculnya kritik terhadap “Frieren” menghasilkan respons yang beragam. Sebagian penonton memandangnya sebagai candaan semata, sementara yang lain menganggapnya serius dan mengecam sikap rasial dalam cerita. Pembuat anime, di sisi lain, tampaknya tidak memberikan tanggapan resmi terkait kontroversi ini.
Analisis Terhadap Penerimaan Rasial dalam Anime
Penting untuk memahami perbedaan antara fiksi dan realitas. Meskipun “Frieren” memiliki unsur-unsur yang dapat dihubungkan dengan isu rasial, tidak seharusnya diartikan sebagai endorsemen terhadap rasisme. Fiksi memiliki kebebasan untuk menciptakan dunia dan karakternya sendiri tanpa harus selalu mencerminkan realitas sosial.
Kesimpulan
Dalam mengevaluasi kontroversi yang melibatkan Frieren, penting untuk memahami konteks dan kebebasan seni. Kritik terhadap sikap protagonis dan interpretasi rasial perlu dihormati, tetapi perlu juga diingat bahwa anime adalah bentuk hiburan yang mewakili kreasi seniman dan tidak selalu mencerminkan pandangan sosial dunia nyata. Sebagai penonton, kita perlu bijak dalam menyikapi dan menghormati keragaman pendapat.